Terimakasih pada anak-anaku murid kelas enam dan kelas empat yang telah memberikan dukungan dalam lomba ISF 2013. Do'a dan dukunganmu membuahkan hasil.
INDO POS KORAN JAWA JAKAERA
Membuat Tanda Bahaya Banjir dengan Alat Sederhana
Thursday, 20 September 2012 10:42
Melihat Kreativitas Anak SD dalam Indonesia Science Festival 2012 di Jakarta (1)
Mengubah penampilan science dan matematika dari satu hal yang ditakuti, menjadi satu hal yang digemari, memang tidak mudah. Akan tetapi, jika semua itu dilakukan melalui kreativitas yang menyenangkan, pasti banyak yang akan berminat mempelajari ilmu tersebut. Ini terbukti dalam ajang Indonesian Science Festival 2012 yang diikuti pelajar SD Se-Indonesia. Ahmad Sukarno Hamid.
Suara tawa anak Sekolah dasar (SD) Se-Jabodetabek yang sebagian besar ikut dalam kompetisi Indonesian Science Festival 2012 menggema di lantai III, Mal FX, Senayan, Jakarta Selatan, kemarin (19/9). Dari raut muka mereka, tidak terlihat rasa takut, dan malu. Sebaliknya, layaknya seorang profesor handal, mereka menjelaskan satu demi satu hasil kreativitas ke sejumlah pengunjung yang sengaja datang melihat kemampuan peserta ajang Indonesia Science Festival 2012 itu. "Wah ini untuk apa?," tanya salah satu pengunjung mall yang melihat stand pameran milik siswa SD Islam Al-Azhar, Rawamangun, Jakarta Timur.
Dengan cekatan, siswa berseragam batik dengan selempang biru itu langsung menjelaskan secara detail fungsi dan kegunaan alat yang sengaja dibuat dalam pameran tersebut. "Ini alat pendeteksi banjir sederhana," katanya singkat. Pengunjung pun nyaris tercengang dengan kreativitas sebagian peserta Indonesinan Science Festival 2012 itu. Sebab, apa yang mereka lakukan mampu memukai para pengunjung yang datang. "Karena sains itu seru! Tidak percaya, ini buktinya," kata Nabiel Irawan,10, siswa SD Islam Al-Azhar menunjukkan salah satu hasil kreativitasnya.
Siswa yang tercatat duduk di bangku kelas 5 SD Islam Al-Azhar Rawangun, Jakarta Timur bersama temanya ini menyulap barang yang sejatinya tidak digunakan menjadi sesuatu berharga, dan memiliki kegunaan. Yakni mengemas botol, styrofoam, sedotan, dan selang menjadi alat pendeteksi banjir sederhana. "Dengan alat ini banjir bisa dideteksi, waktu air pasang, sirine berbunyi," kata Nabiel serasa mengangkat alat pendeteksi banjir tersebut. Untuk membuat alat yang mungkin berada di tong sampah menjadi memiliki arti dalam mencegah banjir ini, Nabiel menambahkan, harus ditambah dengan peralatan elektronik, seperti kabel, baterai, tembaga dan alarm.
"Kalau alat yang kami buat ini sangat sederhana, akan tetapi kalau sudah dibuat dalam skala yang sesungguhnya kami yakin saat air pasang, warga bisa berjaga-jaga," paparnya lantas tersenyum. Didampingi temannya Hanif Abadi,11, Nabiel menjelaskan, tanda bahaya banjir sederhana memang sudah tidak asing lagi. Akan tetapi, kreativitas yang dibuatnya kali ini bisa jadi tidak serupa. Apa yang dilakukan bersama timnya ini terinspirasi dari berbagai buku, dan sejarah masyarakat dulu. "Kami membuat yang simple, yang bisa di bawa kemana-mana," kata bocah yang sempat meraih juara tiga dalam ajang Olimpiade lomba dan kompetisi Al-Azhar seluruh Indonesia itu.
Diakui Hanief, kegiatan seperti ini memang sangat menarik, sebab selain bisa bermain secara tidak langsung dia bisa belajar matematika atau ilmu yang lain. Tentunya inipun harus didukung oleh sekolahnya. Dan di lingkungan sekolahnya memang telah tersedia beragam program ekstrakuler yang berbau science, salah satunya robotic. "Kalau di rumah saya bikin roket juga," katanya. Elvira kasubdit Kelembagaan dan Peserta didik Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar Ditjen pendidikan dasar Kemdikbud mengemukakan, Indonesian Science Festival merupakan bentuk sederhana dari lomba cipta peraga.
"Untuk anak-anak SD lebih sederhana, yakni dengan alat-alat daur ulang mereka harus bisa mencoba dan menemukan suatu alat untuk menstimulasikan mata pelajaran yang dia dapat bisa bermakna," katanya. Kegiatan ini telah dilakukan hampir setiap tahun yang diikuti 147 ribu SD negeri dan swasta yang tersebar di Indonesia yang diseleksi secara ketat, pada akhirnya mereka yang menjadi juara hasilnya akan dipamerkan. "Kalau hari ini bukan yang menjadi juara, tetapi itu adalah sebagian besar kreativitas anak-anak SD, yang juara kami pamerkan besok (Kamis, 20 September) di Hotel Bidakara," katanya. (bersambung)
Membuat Tanda Bahaya Banjir dengan Alat Sederhana
Thursday, 20 September 2012 10:42
Melihat Kreativitas Anak SD dalam Indonesia Science Festival 2012 di Jakarta (1)
Mengubah penampilan science dan matematika dari satu hal yang ditakuti, menjadi satu hal yang digemari, memang tidak mudah. Akan tetapi, jika semua itu dilakukan melalui kreativitas yang menyenangkan, pasti banyak yang akan berminat mempelajari ilmu tersebut. Ini terbukti dalam ajang Indonesian Science Festival 2012 yang diikuti pelajar SD Se-Indonesia. Ahmad Sukarno Hamid.
Suara tawa anak Sekolah dasar (SD) Se-Jabodetabek yang sebagian besar ikut dalam kompetisi Indonesian Science Festival 2012 menggema di lantai III, Mal FX, Senayan, Jakarta Selatan, kemarin (19/9). Dari raut muka mereka, tidak terlihat rasa takut, dan malu. Sebaliknya, layaknya seorang profesor handal, mereka menjelaskan satu demi satu hasil kreativitas ke sejumlah pengunjung yang sengaja datang melihat kemampuan peserta ajang Indonesia Science Festival 2012 itu. "Wah ini untuk apa?," tanya salah satu pengunjung mall yang melihat stand pameran milik siswa SD Islam Al-Azhar, Rawamangun, Jakarta Timur.
Dengan cekatan, siswa berseragam batik dengan selempang biru itu langsung menjelaskan secara detail fungsi dan kegunaan alat yang sengaja dibuat dalam pameran tersebut. "Ini alat pendeteksi banjir sederhana," katanya singkat. Pengunjung pun nyaris tercengang dengan kreativitas sebagian peserta Indonesinan Science Festival 2012 itu. Sebab, apa yang mereka lakukan mampu memukai para pengunjung yang datang. "Karena sains itu seru! Tidak percaya, ini buktinya," kata Nabiel Irawan,10, siswa SD Islam Al-Azhar menunjukkan salah satu hasil kreativitasnya.
Siswa yang tercatat duduk di bangku kelas 5 SD Islam Al-Azhar Rawangun, Jakarta Timur bersama temanya ini menyulap barang yang sejatinya tidak digunakan menjadi sesuatu berharga, dan memiliki kegunaan. Yakni mengemas botol, styrofoam, sedotan, dan selang menjadi alat pendeteksi banjir sederhana. "Dengan alat ini banjir bisa dideteksi, waktu air pasang, sirine berbunyi," kata Nabiel serasa mengangkat alat pendeteksi banjir tersebut. Untuk membuat alat yang mungkin berada di tong sampah menjadi memiliki arti dalam mencegah banjir ini, Nabiel menambahkan, harus ditambah dengan peralatan elektronik, seperti kabel, baterai, tembaga dan alarm.
"Kalau alat yang kami buat ini sangat sederhana, akan tetapi kalau sudah dibuat dalam skala yang sesungguhnya kami yakin saat air pasang, warga bisa berjaga-jaga," paparnya lantas tersenyum. Didampingi temannya Hanif Abadi,11, Nabiel menjelaskan, tanda bahaya banjir sederhana memang sudah tidak asing lagi. Akan tetapi, kreativitas yang dibuatnya kali ini bisa jadi tidak serupa. Apa yang dilakukan bersama timnya ini terinspirasi dari berbagai buku, dan sejarah masyarakat dulu. "Kami membuat yang simple, yang bisa di bawa kemana-mana," kata bocah yang sempat meraih juara tiga dalam ajang Olimpiade lomba dan kompetisi Al-Azhar seluruh Indonesia itu.
Diakui Hanief, kegiatan seperti ini memang sangat menarik, sebab selain bisa bermain secara tidak langsung dia bisa belajar matematika atau ilmu yang lain. Tentunya inipun harus didukung oleh sekolahnya. Dan di lingkungan sekolahnya memang telah tersedia beragam program ekstrakuler yang berbau science, salah satunya robotic. "Kalau di rumah saya bikin roket juga," katanya. Elvira kasubdit Kelembagaan dan Peserta didik Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar Ditjen pendidikan dasar Kemdikbud mengemukakan, Indonesian Science Festival merupakan bentuk sederhana dari lomba cipta peraga.
"Untuk anak-anak SD lebih sederhana, yakni dengan alat-alat daur ulang mereka harus bisa mencoba dan menemukan suatu alat untuk menstimulasikan mata pelajaran yang dia dapat bisa bermakna," katanya. Kegiatan ini telah dilakukan hampir setiap tahun yang diikuti 147 ribu SD negeri dan swasta yang tersebar di Indonesia yang diseleksi secara ketat, pada akhirnya mereka yang menjadi juara hasilnya akan dipamerkan. "Kalau hari ini bukan yang menjadi juara, tetapi itu adalah sebagian besar kreativitas anak-anak SD, yang juara kami pamerkan besok (Kamis, 20 September) di Hotel Bidakara," katanya. (bersambung)
VIVA NEWS
"Ilmuwan Cilik", Bocah SD Buat Alat Deteksi Bencana
Alat deteksi gempa dan banjir didemonstrasikan di depan Menteri M Nuh.
Rabu, 19 September 2012, 15:24 Elin Yunita Kristanti, Amal Nur Ngazis
VIVAnews - Pameran kreativitas sains dalam 2012 Indonesian Science Festival jadi ajang unjuk gigi murid Sekolah Dasar di bidang ilmu pengetahuan.
Kecil-kecil, para "ilmuwan cilik" ibarat cabe rawit. Salah satunya Nabiel Irawan, siswa Kelas 5 SDI Al Azhar 13 Rawamangun. Ia memajang alat deteksi banjir dan gempa buatan kelompoknya.
Pendeteksi banjir bahkan ia demonstrasikan langsung di depan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, M Nuh yang menyaksikan dengan bangga. "Deteksi banjir ini memanfaatkan suatu sensor yang jika terkena air, alarm akan langsung berbunyi," kata Nabiel. Sensor yang ia buat berasal dari bahan yang memiliki pengantar aliran listrik.
Setelah itu, giliran alat pendeteksi gempa yang diuji coba. Dengan fasih Nabiel memaparkan kronologi gempa. "Gempa itu bertahap, ada yang kecil dan kemudian besar. Kadang kita tidak merasakan gempa yang kecil, tahunya yang besar. Alat ini memperingatkan bahwa gempa besar terjadi," ujarnya.
Sama seperti alat deteksi banjir buatannya, alat deteksi gempa ini juga menggunakan sensor bandul baterai yang dikaitkan dengan kawat. Kawat dihubungkan dengan alarm berbentuk jam. Begitu gempa, baterai akan bergoyang. Goyangan baterai kemudian memicu alarm berbunyi.
"Baterai dikaitkan kawat yang menyentuh sebuah kaleng kecil yang ada di dalam semacam botol dan dihubungkan dengan arus listrik terbuka tertutup," ujarnya.
Jika aliran listrik terbuka, maka alarm tidak berbunyi sementara aliran listrik yang tertutup akan menimbulkan bunyi alarm -- karena baterai bergoyang mengikuti getaran gempa.
Nabiel mengaku, ide alat deteksi gempa dan banjir berasal dari membaca buku, dan mengeksplorasi situs pengetahuan baik dalam maupun luar negeri.
"Jadi kan teknologi deteksi yang rumit, kita buat yang sederhana yang tidak mahal, agar semua bisa membeli deteksi ini," kata dia.
Zydoprima Ihsan, siswa kelas 4 SD Pembangunan Jaya, Bintaro juga tidak mau kalah dalam membuat alat prediksi banjir.
Konsepnya sama dengan milik Nabiel, menggunakan sensor yang dipicu air, namun kreasinya memiliki setting wilayah gunung gundul. Dalam media percobaannya, gunung gundul disiram air kemudian di kaki gunung air menggenang. Sensor yang terkena air, memicu bunyi alarm.
Ihsan masih punya alat andalan lain, bersama 6 temannya membuat menara BTS untuk mendeteksi gempa. Caranya yaitu di wilayah paling ujung menara tersebut, dipasang sebuah sensor. Dalam simulasinya, saat terjadi gempa, sensor di ujung menara bergoyang dan akhirnya memicu alarm berbunyi.
Saat ditanya darimana ide membuat alat-alat deteksi tersebut. Ihsan mengaku idenya berawal dari berita bencana dari televisi. "Idenya dari kita semua (satu kelompok), dibantu guru," kata bocah yang gemar bereksperimen itu. (umi)
© VIVA.co.id | Share :
Share @vivanews
"Ilmuwan Cilik", Bocah SD Buat Alat Deteksi Bencana
Alat deteksi gempa dan banjir didemonstrasikan di depan Menteri M Nuh.
Rabu, 19 September 2012, 15:24 Elin Yunita Kristanti, Amal Nur Ngazis
VIVAnews - Pameran kreativitas sains dalam 2012 Indonesian Science Festival jadi ajang unjuk gigi murid Sekolah Dasar di bidang ilmu pengetahuan.
Kecil-kecil, para "ilmuwan cilik" ibarat cabe rawit. Salah satunya Nabiel Irawan, siswa Kelas 5 SDI Al Azhar 13 Rawamangun. Ia memajang alat deteksi banjir dan gempa buatan kelompoknya.
Pendeteksi banjir bahkan ia demonstrasikan langsung di depan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, M Nuh yang menyaksikan dengan bangga. "Deteksi banjir ini memanfaatkan suatu sensor yang jika terkena air, alarm akan langsung berbunyi," kata Nabiel. Sensor yang ia buat berasal dari bahan yang memiliki pengantar aliran listrik.
Setelah itu, giliran alat pendeteksi gempa yang diuji coba. Dengan fasih Nabiel memaparkan kronologi gempa. "Gempa itu bertahap, ada yang kecil dan kemudian besar. Kadang kita tidak merasakan gempa yang kecil, tahunya yang besar. Alat ini memperingatkan bahwa gempa besar terjadi," ujarnya.
Sama seperti alat deteksi banjir buatannya, alat deteksi gempa ini juga menggunakan sensor bandul baterai yang dikaitkan dengan kawat. Kawat dihubungkan dengan alarm berbentuk jam. Begitu gempa, baterai akan bergoyang. Goyangan baterai kemudian memicu alarm berbunyi.
"Baterai dikaitkan kawat yang menyentuh sebuah kaleng kecil yang ada di dalam semacam botol dan dihubungkan dengan arus listrik terbuka tertutup," ujarnya.
Jika aliran listrik terbuka, maka alarm tidak berbunyi sementara aliran listrik yang tertutup akan menimbulkan bunyi alarm -- karena baterai bergoyang mengikuti getaran gempa.
Nabiel mengaku, ide alat deteksi gempa dan banjir berasal dari membaca buku, dan mengeksplorasi situs pengetahuan baik dalam maupun luar negeri.
"Jadi kan teknologi deteksi yang rumit, kita buat yang sederhana yang tidak mahal, agar semua bisa membeli deteksi ini," kata dia.
Zydoprima Ihsan, siswa kelas 4 SD Pembangunan Jaya, Bintaro juga tidak mau kalah dalam membuat alat prediksi banjir.
Konsepnya sama dengan milik Nabiel, menggunakan sensor yang dipicu air, namun kreasinya memiliki setting wilayah gunung gundul. Dalam media percobaannya, gunung gundul disiram air kemudian di kaki gunung air menggenang. Sensor yang terkena air, memicu bunyi alarm.
Ihsan masih punya alat andalan lain, bersama 6 temannya membuat menara BTS untuk mendeteksi gempa. Caranya yaitu di wilayah paling ujung menara tersebut, dipasang sebuah sensor. Dalam simulasinya, saat terjadi gempa, sensor di ujung menara bergoyang dan akhirnya memicu alarm berbunyi.
Saat ditanya darimana ide membuat alat-alat deteksi tersebut. Ihsan mengaku idenya berawal dari berita bencana dari televisi. "Idenya dari kita semua (satu kelompok), dibantu guru," kata bocah yang gemar bereksperimen itu. (umi)
© VIVA.co.id | Share :
Share @vivanews
Festival Sains Dorong Siswa dan Guru Kreatif
Festival Sains Dorong Siswa dan Guru Kreatif
Thursday, 20 September 2012
JAKARTA – Pemerintah kembali menggelar Indonesia Science Festival (ISF) 2012 untuk membangkitkan wawasan dan budaya bahari melalui peningkatan peran sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh memandang perlunya pemerintah mengubah cara pandang peserta didik dari orientasi daratan ke laut dan pemahaman mengenai wawasan Nusantara yang harus terus dikembangkan untuk generasi mendatang. Oleh karena itu, pemerintah pun menyelenggarakan ISF 2012 yang merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Nusantara. Mendikbud menyatakan, tujuan dari ISF ini adalah ingin mengubah penampilan sains dan matematika dari suatu hal yang ditakuti dan tidak digemari oleh siswa menjadi gaya hidup mereka yang menyenangkan karena dikemas secara ringan dan relevan dengan realitas kehidupan anak itu sendiri.
”ISF untuk memperluas wawasan, pengembangan bakat, kreativitas, dan minat siswa serta guru dalam iptek sehingga mampu dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari,” katanya pada pembukaan ISF 2012 di Jakarta kemarin. Mantan Menkominfo itu menyatakan,ISF tingkat SD dilaksanakan pada 18–23 September di Hotel Bidakara,FX Sudirman, dan Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok dengan tema ”Indonesia Negeri Kepulauan”.
Para peserta adalah para guru dan siswa dengan karya terbaik yang tersebar di seluruh Indonesia dengan total peserta 93 orang. Jenis lomba ialah Matematika dalam Permainanku dan Alat IPA Kreasiku untuk SD serta lomba Inovasi Pembelajaran Matematika atau IPA untuk guru SD. Bagi para pemenang I, II dan,III akan diberi piala, sertifikat, serta tabungan. Mantan Rektor ITS itu menyatakan, hasil yang diharapkan dari festival sains ini ialah agar siswa mampu mengenal sains secara lebih dekat dan berminat mempelajarinya lebih lanjut. Harapan pemerintah bagi para guru ialah agar mereka dapat lebih inovatif memberikan pelajaran mengenai wawasan bahari.
”Sebagai sarana pengembangan budaya berkompetisi, baik antarindividu maupun antarsekolah, yang pada akhirnya menjadi ajang pencarian siswa dan guru berbakat yang mampu berkompetisi baik dalam skala nasional maupun internasional,”terangnya. Dalam festival kemarin juga turut dipamerkan hasil karya anak SD berwawasan bahari yang akan diperlombakan. Misalnya karya siswa kelas V SDI Al Azhar 13 Rawamangun Nabiel Irawan berupa alat deteksi gempa.
Di depan Mendikbud, dia menjelaskan pendeteksi ini memakai sensor berbandul baterai dan dikaitkan dengan kawat yang apabila terkena air akan berbunyi. Dengan alat itu, kata dia, sensor dapat memperingatkan akan terjadi gempa besar.Alat deteksi gempa berbahan pengantar listrik ini menghubungkan kawat dengan alarm berbentuk jam. ● neneng zubaidah
Thursday, 20 September 2012
JAKARTA – Pemerintah kembali menggelar Indonesia Science Festival (ISF) 2012 untuk membangkitkan wawasan dan budaya bahari melalui peningkatan peran sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh memandang perlunya pemerintah mengubah cara pandang peserta didik dari orientasi daratan ke laut dan pemahaman mengenai wawasan Nusantara yang harus terus dikembangkan untuk generasi mendatang. Oleh karena itu, pemerintah pun menyelenggarakan ISF 2012 yang merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Nusantara. Mendikbud menyatakan, tujuan dari ISF ini adalah ingin mengubah penampilan sains dan matematika dari suatu hal yang ditakuti dan tidak digemari oleh siswa menjadi gaya hidup mereka yang menyenangkan karena dikemas secara ringan dan relevan dengan realitas kehidupan anak itu sendiri.
”ISF untuk memperluas wawasan, pengembangan bakat, kreativitas, dan minat siswa serta guru dalam iptek sehingga mampu dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari,” katanya pada pembukaan ISF 2012 di Jakarta kemarin. Mantan Menkominfo itu menyatakan,ISF tingkat SD dilaksanakan pada 18–23 September di Hotel Bidakara,FX Sudirman, dan Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok dengan tema ”Indonesia Negeri Kepulauan”.
Para peserta adalah para guru dan siswa dengan karya terbaik yang tersebar di seluruh Indonesia dengan total peserta 93 orang. Jenis lomba ialah Matematika dalam Permainanku dan Alat IPA Kreasiku untuk SD serta lomba Inovasi Pembelajaran Matematika atau IPA untuk guru SD. Bagi para pemenang I, II dan,III akan diberi piala, sertifikat, serta tabungan. Mantan Rektor ITS itu menyatakan, hasil yang diharapkan dari festival sains ini ialah agar siswa mampu mengenal sains secara lebih dekat dan berminat mempelajarinya lebih lanjut. Harapan pemerintah bagi para guru ialah agar mereka dapat lebih inovatif memberikan pelajaran mengenai wawasan bahari.
”Sebagai sarana pengembangan budaya berkompetisi, baik antarindividu maupun antarsekolah, yang pada akhirnya menjadi ajang pencarian siswa dan guru berbakat yang mampu berkompetisi baik dalam skala nasional maupun internasional,”terangnya. Dalam festival kemarin juga turut dipamerkan hasil karya anak SD berwawasan bahari yang akan diperlombakan. Misalnya karya siswa kelas V SDI Al Azhar 13 Rawamangun Nabiel Irawan berupa alat deteksi gempa.
Di depan Mendikbud, dia menjelaskan pendeteksi ini memakai sensor berbandul baterai dan dikaitkan dengan kawat yang apabila terkena air akan berbunyi. Dengan alat itu, kata dia, sensor dapat memperingatkan akan terjadi gempa besar.Alat deteksi gempa berbahan pengantar listrik ini menghubungkan kawat dengan alarm berbentuk jam. ● neneng zubaidah
Asyiknya Jadi Juara Satu Stan Terfavorit di ISF 2012.
DHIYA H.S SDI AL-AZHAR 13 RAWAMANGUN.
Siapa bilang Science itu rumit plus menyebalkan? Malahan asyik dan bermanfaat lho teman-teman! Apa buktinya Science asik dan bermanfaat? Nah, sebagai buktinya, Departemen Pendidikan Nasional menyelenggararakan Indonesia Science Festival alias ISF 2012.
Nah, kalian pasti bingung, apa sih ISF itu? Itu adalah sebuah ajang bergengsi untuk menunjukkan karya hasil Science tiap sekolah yang terpilih. Untuk menjadi sekolah yang terpilih tidak mudah lho. Buktinya, dari 476 sekolah, hanya 22 sekolah yang terpilih! Wah, berat ya!
ISF 2012 dibuka oleh menteri pendidikan, M. Nuh, dan menteri kelautan, pada hari Rabu, 19 September 2012, di gedung Fx lantai 3 Senayan.
Nah, ada yang mengejutkan! Menteri Pendidikan, ikut bereksperimen di stand Science SDI Al-Azhar 13 bersama murid SDI Al-Azhar 13, Nabiel Irrawan dan Hanif Abadi!!! Wah, pengalaman seru tuh!
Apa aja ya, karya eksperimen SDI Al-Azhar 13 sampai-sampai, Pak Menteri memilih stand SDI Al-Azhar 13? Nah, eksperimennya antara lain: Pendeteksi Gempa, Pendeteksi Banjir, Roda Ajaib, Mobil Tenaga Baling-Baling, Kamera Opscura, Poligon, Jarum Terapung di Air, dan Roket Air. Percobaan yang dapat dicoba adalah, Roda Ajaib, dan, Jarum Mengambang di Air. Banyak kan pilihannya. Dan, eksperimen ini, bisa dibilang portable karena menggunakan barang bekas! Sekaligus daur ulang!
Terakhir, pengumuman Stand terfavorit!!! Tet tereret tet tet!!! Dung dung dung! Untuk pemenang stand terfavorit dari penilaian pengunjung adalah... SD Gandaria!!! Yeeee!!! Dan, Stand terfavorit penilaian juri adalah... SDI Al-Azhar 13!!! Semua tepuk tangan!!!
Nah, itu dia tuh, info tentang ISF 2012!!! Mau ikut gak di ISF 2013? Harus dong! Ok, semoga bermanfaat ya teman-teman!
Siapa bilang Science itu rumit plus menyebalkan? Malahan asyik dan bermanfaat lho teman-teman! Apa buktinya Science asik dan bermanfaat? Nah, sebagai buktinya, Departemen Pendidikan Nasional menyelenggararakan Indonesia Science Festival alias ISF 2012.
Nah, kalian pasti bingung, apa sih ISF itu? Itu adalah sebuah ajang bergengsi untuk menunjukkan karya hasil Science tiap sekolah yang terpilih. Untuk menjadi sekolah yang terpilih tidak mudah lho. Buktinya, dari 476 sekolah, hanya 22 sekolah yang terpilih! Wah, berat ya!
ISF 2012 dibuka oleh menteri pendidikan, M. Nuh, dan menteri kelautan, pada hari Rabu, 19 September 2012, di gedung Fx lantai 3 Senayan.
Nah, ada yang mengejutkan! Menteri Pendidikan, ikut bereksperimen di stand Science SDI Al-Azhar 13 bersama murid SDI Al-Azhar 13, Nabiel Irrawan dan Hanif Abadi!!! Wah, pengalaman seru tuh!
Apa aja ya, karya eksperimen SDI Al-Azhar 13 sampai-sampai, Pak Menteri memilih stand SDI Al-Azhar 13? Nah, eksperimennya antara lain: Pendeteksi Gempa, Pendeteksi Banjir, Roda Ajaib, Mobil Tenaga Baling-Baling, Kamera Opscura, Poligon, Jarum Terapung di Air, dan Roket Air. Percobaan yang dapat dicoba adalah, Roda Ajaib, dan, Jarum Mengambang di Air. Banyak kan pilihannya. Dan, eksperimen ini, bisa dibilang portable karena menggunakan barang bekas! Sekaligus daur ulang!
Terakhir, pengumuman Stand terfavorit!!! Tet tereret tet tet!!! Dung dung dung! Untuk pemenang stand terfavorit dari penilaian pengunjung adalah... SD Gandaria!!! Yeeee!!! Dan, Stand terfavorit penilaian juri adalah... SDI Al-Azhar 13!!! Semua tepuk tangan!!!
Nah, itu dia tuh, info tentang ISF 2012!!! Mau ikut gak di ISF 2013? Harus dong! Ok, semoga bermanfaat ya teman-teman!
Prestasi dan Lomba Tingkat Nasional dan Internasional
Banyak tantangan ditemui dalam penyelenggaraan pendidikan, namun banyak pula prestasi yang berhasil diraih atas kesungguhannya mengatasi tantangan tersebut. Semuanya ini merupakan sunatullah.
Berbagai prestasi yang diraih SDI Al Azhar 13 Rawamangun itu meliputi bidang akademis maupun nonakademis, baik ditingkat kecamatan, kota, propinsi, nasional, bahkan di tingkat Internasional. Beberapa prestasi yang diraih 2 tahun terakhir antara lain:
PRESTASI
· Medali Emas Olimpiade Matematika (IMC di Singapura)
· Medali Emas Olimpiade Matematika (WIZMIC di India)
· Medali Perak Olimpiade Matematika (PERMIC di Pilipina)
· Medali Perunggu Olimpiade Matematika (IMSO)
· Medali Perunggu Olimpiade Sains Nasional / OSN di Medan
Berbagai prestasi yang diraih SDI Al Azhar 13 Rawamangun itu meliputi bidang akademis maupun nonakademis, baik ditingkat kecamatan, kota, propinsi, nasional, bahkan di tingkat Internasional. Beberapa prestasi yang diraih 2 tahun terakhir antara lain:
PRESTASI
· Medali Emas Olimpiade Matematika (IMC di Singapura)
· Medali Emas Olimpiade Matematika (WIZMIC di India)
· Medali Perak Olimpiade Matematika (PERMIC di Pilipina)
· Medali Perunggu Olimpiade Matematika (IMSO)
· Medali Perunggu Olimpiade Sains Nasional / OSN di Medan
Prestasi dan Lomba Tingkat Internasional
Medali Emas Olimpiade Matematika (IMC di Singapura).
Medali Emas Olimpiade Matematika (WIZMIC di India)
Medali Emas Olimpiade Matematika (WIZMIC di India)
Prestasi dan Lomba Tingkat Internasional
Medali Perak Olimpiade Matematika (PERMIC di Pilipina)
Medali Perunggu Olimpiade Matematika (IMSO)
Medali Perunggu Olimpiade Matematika (IMSO)
Prestasi dan Lomba Tingkat Nasional, Provinsi dan Kotamadya
Berbagai bentuk viala menghiasi sekolah SDI Al azhar 13 rawamangun mulai dari tingkat kota madya sampai tingkat nasional. Ratusan fiala dalam berbagai bentuk tersusun rapi di almari pajangan. Sedangkan puluhan lainnya berada di ruang TU dan kepala sekolah. Beberapa piagam dibingkai dan menghiasi dinding dan tiang sekolah. Beberapa bingkai piagam dan vandel terpajang rapi di ruang kepala sekolah.
Khusus untuk mendali olimpiade internasional disusun rapi dan dibingkai dengan baik. Pajangan mendali hasil prestasi murid olimpiade internasional di pajang menghiasi dinding dan tiang sekolah bagian ruang piket guru. Semua murid yang datang ke sekolah akan melihat prestasi besar murid SD Islam Al Azhar 13 Rawamangun. Mudah mudahan melalui pajangan prestasi ini semua murid termotofasi untuk selalu berprestasi mengembangkan kecerdasaanya masing-masing.
Khusus untuk mendali olimpiade internasional disusun rapi dan dibingkai dengan baik. Pajangan mendali hasil prestasi murid olimpiade internasional di pajang menghiasi dinding dan tiang sekolah bagian ruang piket guru. Semua murid yang datang ke sekolah akan melihat prestasi besar murid SD Islam Al Azhar 13 Rawamangun. Mudah mudahan melalui pajangan prestasi ini semua murid termotofasi untuk selalu berprestasi mengembangkan kecerdasaanya masing-masing.